Thursday, September 17, 2015

Masya allah 27 Tahun Menanti Momongan Akhirnya Hamil Juga


Banyak saudara kita yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum dikaruniai anak. Doa sudah dipanjatkan dan ikhtiar sudah dilakukan namun tetap saja belum diberikan amanah. Tentu akhirnya hanya dengan sabar kepada ketentuan Allah yang menjadi bekal terakhir orang-orang beriman. Allah Maha berkehendak dan mengabulkan segala doa, 27 tahun menunggu keajaiban terjadi, perempuan ini hamil.


Dr. Suryo Bawono Sp. OG menulis di laman Facebooknya tentang keajaiban itu (7/8).

Penantian 27 tahun semoga berakhir indah. Hari ini kembali ketemu hal yang luar biasa. Ada salah satu pasien yang datang untuk periksa. Namun, bukan pasien biasa. Karena pasien tsb mengharapkan buah hatinya yang pertama setelah menikah selama 27 tahun!!!!

Saya ikut berdebar waktu melakukan pemeriksaan. Bagaimana tidak, denyut jantungnya lama dicari tidak ketemu sedangkan kehamilan 7 minggu. “Ya Allah, ijinkan pasien ini tersenyum bahagia mendengar detak jantung janinnya…” Alhamdulillah terdengar detak janinnya… Saya ikut menarik nafas panjang… Lega sekali rasanya… Dalam hati saya kembali berdoa “Ya Allah, ijinkan pasien tsb tersenyum bahagia nanti saat buah hati lahir sehat selamat…” Amin…

Note: Pasien berusia 40 tahun lebih dan menikah 27 tahun lamanya. Pasien sudah lelah berobat kemana-mana untuk menggenapi usaha mendapatkan buah hati hingga akhirnya merasa cukup dan pasrah. Ini adalah pertemuan pertama saya dengan pasien dan terimakasih ya Allah… Engkau izinkan hambaMu ini ikut menikmati kebahagiaan sang ibu mendengar detak jantung baby dan mata bersinar berkaca-kaca tanda bahagia dan tumbuhnya asa menanti lahirnya buah hati yang dinantikannya 27 tahun.

Ada beberapa jalan amaliyah yang bisa ditempuh ketika kita menikah tapi belum juga dikarunia anak antara lain dengan sedekah dan istighfar. Dan biasanya Allah kasih pertolongan itu ketika hamba-Nya sudah berada di titik kulminasi kepasrahan atas kehendak Allah. Di situlah Allah adalah Almujiib. Allah yang Maha Memperkenankan Permohonan.
Sedekah, istighfar, doa adalah bukan satu-satunya sebab, karena masih banyak sebab-sebab syar’i dan sebab-sebab biasa. Yang terpenting dari semua itu sudah maksimalkah ikhtiar yang ditempuh? Doa adalah salah satu ikhtiar. Doa adalah jalan yang mendatangkan banyak manfaat dan kebaikan. Allah senang kepada hamba-Nya yang berdoa. Angkuh hanyalah sematan kepada mereka yang merasa hidup di dunia ini tidak perlu berdoa.
Jika kita sudah ikhtiar ke dokter spesialis kandungan, ikut program punya anak, sudah sedekah, sudah ikhtiar, sudah pula berdoa panjang, merintih, menangis, menjerit di sepertiga malam terakhir, namun juga belum berhasil, mungkin ada sebabnya. Bisa jadi karena doa-doa yang kita panjatkan belum memenuhi etikanya. Bagaimana etika itu? Syaikh Salman Alaudah menjelaskan seperti di bawah ini.

  • Pertama, doa berada dalam batas-batas syariat dan sesuai tuntutan serta tidak melampaui batas. Rasulullah saw pernah berkata, “Sungguh akan muncul kaum dari umat ini yang akan berbuat melampaui batas dalam berdoa dan bersuci.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Attarmizi). Contohnya dari doa yang melampaui batas adalah memohon pertolongan untuk melakukan perbuatan yang diharamkan Allah.
  • Kedua, percaya kepada Allah bahwa Allah akan mengabulkan doa itu. Kata Kanjeng Nabi SAW, “Berdoalah kepada Allah sementara kalian merasa yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi lengah. ” (HR Ahmad, Attarmizi, Hakim).
  • Ketiga, makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut kita adalah makanan dan minuman yang halal. Halal dalam dzatnya dan cara mendapatkannya. Kata Rasulullah saw, “Wahai Sa’ad! Perbaikilah makananmu, niscaya kau menjadi orang yang mustajab doanya.” (HR Aththabrani).
  • Keempat, tidak terburu-buru. Semua itu ada hikmahnya. Dikabulkan, karena itu baik buat kita. Tidak dikabulkan dan Allah ganti dengan yang lain karena itu pun baik buat kita. Nabi Muhammad saw pernah berkata, “(Doa) seseorang di antara kalian dikabulkan selama ia tidak terburu-buru dengan mengatakan, ‘Aku berdoa tapi tidak dikabulkan’.” (HR Albukhari).
  • Kelima, mencari waktu-waktu utama terkabulnya doa. Antara lain seperti waktu sahur, akhir waktu hari Jumat, saat khatib masuk, waktu-waktu salat sebelum salam, saat sujud, saat berbuka puasa, dan masih banyak lagi waktu lainnya.

Itulah etika berdoa yang selayaknya kita pahami betul agar apa yang kita harapkan terkabul. Berdoalah pula dengan nama Allah: Almujiib. Nama yang dikenal orang sakit ketika semua dokter sudah angkat tangan. Nama yang dikenal para perempuan ketika bertahun-tahun sudah usia pernikahan mereka namun belum juga dikarunia anak. Berdoalah dengan asma-Nya: Almujiib. Yang Maha Memperkenankan Permintaan.

Maka tak aneh kalau setelah 27 tahun menanti, akhirnya keajaiban itu terjadi.

Semoga yang belum berhasil hamil bisa segera memperoleh momomngan

0 comments

Post a Comment