Minggu lalu, sebuah gambar mengharukan kembali menghebohkan jagad maya. Terdapat foto seorang pria berbaju lusuh sedang menjajakan pulpen di sebuah jalan. Tangan kiri pria itu menjajakan pulpen-pulpen berwarna biru sementara lengan kanannya menggendong puteri kecilnya yang sedang tertidur lelap.
Wajah pria itu tampak begitu lelah dan sedih karena dia harus ikut membawa puteri kecilnya berpanas-panasan menjajakan pulpen. Gambar yang viral melalui Twitter inipun tersebar ke penjuru dunia. Tanpa disangka, foto itu akhirnya membawa keajaiban bagi keluarga asal Suriah ini.
Pria penjual pulpen ini bernama Abdul Haleem Al-Kader. Dia terpaksa menjual pulpen di Lebanon untuk menghidupi dua anaknya. Keluarga kecil ini berasal dari Suriah, namun harus mengungsi ke Lebanon karena kondisi perang di Suriah semakin parah.
Melihat dua buah foto yang mengharukan ini, netizen dari seluruh dunia berusaha melacak keberadaan Abdul Kadeer. Namun, sulit sekali untuk mengetahui siapa yang pertama kali mengambil foto tersebut dan di mana Abdul Kadeer beserta keluarganya tinggal.
Akhirnya, seorang netizen berhasil menemukan dan mewawancarai Abdul Haleem. Dia adalah seorang ayah dari dua anak, yang mana ibu dari kedua anak itu telah meninggal dunia. Sebelumnya, keluarga kecil ini tinggal di wilayah pengungsian Yarmouk, akibat perang di Suriah.
Sebelum perang meletus, Abdul Haleem bekerja di sebuah pabrik cokelat di Syria, namun akibat perang, pabrik itupun akhirnya ditutup. Seorang teman menyarankan Abdul untuk pergi ke Lebanon untuk memulai kehidupan baru. Namun, sesampainya di Lebanon, hidup ternyata menjadi lebih sulit bagi dia dan puterinya yang berumur 9 dan 4 tahun.
Abdul Haleem mengaku tidak betah tinggal di camp pengungsian Yarmouk karena hidup di sana sungguh tidak layak. Mereka tinggal berdesakan bersama sekitar 150.000 pengungsi lainnya. Mereka terkadang mendapat bantuan makanan, namun terkadang harus menahan lapar karena tidak ada bantuan.
Ayah dari Reem dan Abdeillah inipun akhirnya berjualan pulpen di jalan-jalan kota Lebanon. Setelah fotonya menjadi viral, Abdellan mendapatkan bantuan sebesar lebih dari $50.000 atau sekitar Rp. 700.000.000 dari sumbangan orang-orang yang dikumpulkan di website IndieGogo. Uang tersebut terkumpul dalam waktu kurang dari 24 jam dan terus bertambah.
Saat mengetahui bahwa orang dari seluruh penjuru dunia peduli akan keadaannya, Abdul Haleem tidak bisa menahan air mata. “Aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa orang-orang di luar negeri mendengar cerita tentangku dan peduli terhadap anak-anakku,” kata Abdul yang kami kutip dari Buzzfeed News. “Aku tidak bisa menahan air mata dan berterima kasih kepada Tuhan sambil memeluk anak-anakku,” katanya lagi.
Namun, meskipun telah mendapat uang dalam jumlah begitu banyak, Abdul mengaku sesungguhnya dia tidak butuh uang. “Aku tidak butuh uang. Yang aku inginkan hanyalah menyekolahkan anak-anakku,” kata Abdul kepada Buzzfeed News, “Aku ingin menyekolahkan mereka, membantu mereka mendapatkan pendidikan terbaik.” Ucapan ini semakin membuat banyak orang menangis akan ketulusan hati Abdul.
Dengan bantuan yang begitu banyak dari netizen, Abdul kini bisa bernapas lega. Dia berencana akan pindah ke Eropa. “Aku berharap bisa membawa anak-anakku ke Eropa. Di sana, anak-anakku akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Aku sangat berharap aku bisa mewujudkan itu,” kata Abdul.
Namun, jika rencana itu tidak berhasil, Abdul berencana membuka toko cokelat di Lebanon. Abdul telah mengetahui cara untuk membuat cokelat dari hasil bekerjanya ketika masih di Suriah. Mari kita doakan rencana Abdul dan anak-anaknya berjalan dengan lancar.
Meskipun sangat inspirasional, namun kita berharap tidak akan ada ‘Abdul’ berikutnya lagi di dunia. Kita berharap agar perang segera selesai dan semua manusia hidup berdampingan dalam damai. Perang hanyalah membuang segelintir kaum merasa menang, sementara yang lainnya menderita berkepanjangan.
Semoga Abdul bisa menyekolahkan anaknya hingga setinggi-tingginya. Dan semoga para netizen, termasuk kita, tetap menjadi orang yang dermawan dan rela membantu siapa saja. Bahkan jika kita tidak mengenal orang itu sama sekali.
0 comments
Post a Comment