Monday, November 14, 2016

Coba Bertahanlah dan Sedikit Sabar. Hingga Akhirnya Datang Seorang yang Begitu Dalam Menyayangimu


Pasti lelah rasanya hidup dalam kondisi hati yang tak lagi terisi. Tak ada seorang yang hadir sebagai pendamping dalam berbagi keluh kesah serta kebahagiaan. Kondisi yang menuntutmu untuk memutuskan segala sesuatu dengan intuisi dan pertimbangan pribadi. Tak tahu kenapa tampaknya kamu semakin lama semakin bosan untuk tetap berusaha menjadi tangguh di titik ini.

Hati dan tubuhmu mulai rindu pada bahu yang bisa disandari di akhir hari. Seseorang yang bisa diajak diskusi dan berbagi. Dia yang membuat hidupmu tak kosong lagi. Demi perasaan genap itu, rasanya pintu hatimu bisa terbuka untuk siapapun yang mengetuk lebih dulu. Kamu hanya tak ingin ada sendiri lagi dalam kamusmu.

Tapi tolong jangan biarkan rindu membuatmu terburu-buru. Jaga dulu hatimu sampai datang dia yang sedalam itu menyayangimu.

Hidup memang lebih ringan saat ada tangan yang bisa dijangkau tiap pagi. Tapi kamu layak mendapatkan seseorang yang membuatmu mengerti, kenapa semua ikatan tak berhasil sebelum ini


Menemukan telapak tangan yang jarak antar jarinya bisa jadi tempatmu menyelipkan genggaman tiap pagi, mendengar halus nafasnya di sisi kiri memang membuatmu tak lagi merasa sendiri. Ada rasa tenang di hati saat tahu ada dia yang selalu bisa jadi tempat kembali.

Tapi hatimu bukan gelas kosong murahan yang hanya perlu diisi. Ia juga layak mendapat perlakuan sebaik Tuan Putri. Sepi, seharusnya bukan jadi alasan untukmu membuka hati lebar-lebar tanpa filter dan hanya berujung pada infatuasi.


Bukankah kamu bukan pengangguran yang hanya butuh aktivitas pengisi waktu? Bukankah masih banyak hal penting yang harus diperjuangkan di hidupmu? Hati yang sepi itu harusnya tidak jadi alasan untuk menurunkan kualitasmu. Bersabarlah, sampai orang yang tepat itu datang di berandamu. Dia yang bisa membuatmu tahu kenapa ikatan sebelumnya selalu mematahkan hatimu.

Cinta yang berakhir dengan memeluk diri sendiri tak layak kamu jalani. Bukankah lebih terhormat berhenti pada dia yang tepat nanti?



Lebih mudah rasanya membuka hati lebar-lebar sekarang. Kamu bisa berlindung di balik alasan, “Ingin mencari kawan bersenang-senang.” atau “Butuh pasangan yang menciptakan rasa tenang.” Namun bukankah hatimu sebenarnya tahu bahwa semua ini akan berujung pada gamang?

Jika mau menenangkan riuh di otak sementara waktu, bisa kau dengar lamat-lamat derak nyeri dari hatimu. Ia hanya sedang dimanjakan sementara, sampai nanti tiba waktunya kembali harus meranggas di bawah sana. Kejamnya lagi, kamulah pelakunya. Orang yang sekian lama mengeluhkan hati yang tak kunjung terisi sempurna. Alih-alih baik-baik menggenapkannya, kamu justru sedang mengatur plot terbaik untuk kembali menghancurkannya.

Ini terdengar klise sekali. Tapi nanti pasti datang seseorang yang membuatmu tak keberatan berhenti.

Dalam pendampingannya ikhlas kau lakoni perubahan. Berhenti tak lagi terasa menakutkan. Sebab bersamanya rasanya kalian bisa jadi partner yang baik untuk melanjutkan harapan.

Dirimu berhak untuk sesuatu yang manis dan menghangatkan hati. Sedikit lagi kesabaran ini pasti berarti. Dia yang sedalam itu menyayangi akan datang sendiri



Akan ada orang yang tetap mengacak rambutmu penuh rasa sayang selepas kamu turun gunung dengan muka belang. Meski sedang gemuk-gemuknya perlakuan manisnya padamu tak akan berkurang. Di sampingnya kamu hanya akan dihantam perasaan senang. Tenang.

Tidak ada yang layak kamu jalani selain hubungan yang manis dan menghangatkan hati. Bukankah selama ini standar tinggi yang diyakini itu membuatmu rela bersusah payah menjaga diri? Perjuangan memantaskan diri membuatmu layak dihadiahi pasangan yang apik memperlakukan pun mendampingi.

Tolong jangan berhenti percaya bahwa dia yang datang nanti akan bisa menerima. Absurdnya kebiasaanmu, mood swing yang sering datang mengganggu, sampai pemikiranmu yang kadang keras kepala itu. Kalian akan jadi dua sahabat baik yang saling memahami, tanpa perlu berbusa-busa menjelaskan apa yang diingini. Menemukan matanya di ujung hari membuatmu mengerti bahwa inilah muara dari petualangan hati selama ini.

Kamu tidak layak berhenti pada dia yang tak bisa menghargai. Terlebih hanya karena alasan butuh mengisi hati.

0 comments

Post a Comment