Wednesday, September 7, 2016

Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini..!! Kisah Bilal Dan Kumandang Adzan Terakhirnya...

Bilal bin Rabah yaitu seorang bud4k berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang mem3luk Islam saat masih jadi bud4k. Namun waktu keislaman Bilal di kenali oleh m4jikannya, Bilal juga dis!ks4 setiap hari agar ia meninggalkan islam. Hingga satu hari Abu Bakar memerdek4kan Bilal serta iapun jadi sahabat paling setia Rosulallah SAW. 

Dalam satu hadits dikisahkan bila Rosulallah saw pernah punya mimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. Lantas waktu hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah jadi orang yang pertama kalinya diperintah oleh Rosulallah untuk mengumandangkannya yakni Bilal bin Rabah, ia di ambil lantaran suara Bilal begitu merdu. 

Peristiwa meninggal dunianya Rosulallah, membuat Bilal dirundung rasa sedih yang mendalam. Satu saat Kholifa Abu Bakar memohon Bilal untuk jadi muadzin kembali, namun dengan perasaan yang masihlah sedih Bilal berkata : 
”Biarkan saya cuma jadi muadzin Rosulallah saja. Rosulallah telah tiada, jadi saya bukanlah muadzin siapa-siapa lagi. " 

Sepeninggalan Rosulallah SAW masih terasa di hati Bilal ia juga meninggalkan Madinah serta ikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, serta lantas tinggal di Homs, Syria. 

Setelah tingga lama di Syria, Bilal tak pernah berkunjung ke Madinah. Lantas sampai disuatu malam, Rosulallah ada pada mimpi Bilal, serta menegurnya : 
 " Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, kenapa engkau tidak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini? ". 

Dengan peristiwa mimpi itu ia juga bangun serta selekasnya mempersiapkan diri untuk lakukan perjalanan ke Madinah guna berzi4rah ke makam Rosulallah. Setiba di Madinah, Bilal tidak bisa menahan rindu serta kesedihannya pada Rosulallah SAW. 

Lantas datang cucu Rosulallah Hasan serta Husein. Dengan mata semb4b oleh tangis, Bilal yang semakin ber4njak tua mem3luk ke-2 cucu Rosululloh itu. 

Satu diantara cucu Rosulallah SAW berkata pada Bilal : 
 " Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami. " 

Umar bin Khottab yang saat itu sebagai Khalifah juga memohon pada Bilal untuk mengumandangkan adzan, walaupun sekali saja. Dengan perasaan berat lantas Bilal juga memenuhi keinginan itu. Waktu saat sholat tiba, dia naik pada tempat dulu umum dia adzan pada masa Rosulallah masih hidup. 

Serta mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak semuanya Madinah s3nyap, semuanya aktifitas berhenti, semuanya terkejut. 

Suara yang sudah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu sudah kembali. 

Ketika Bilal meneri4kkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, jadi semuanya isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan juga beberapa gadis dalam ping!tanpun mereka keluar menuju ke arah suara itu berkumandang. 

Dan waktu bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosulallah, Jadi madinah pec4h oleh tangisan serta ratapan yang begitu mem!lukan. 

Semuanya menangis, teringat bebrapa masa indah bersama Rosulallah, Umar bin Khattab yang paling ker4s tangisnya. Bahkan juga Bilal sendiri juga tidak mampu melanjutkan adzannya, lid4hnya tercek4t oleh air mata yang berder4i. 

Hari itu madinah mengenang masa waktu masihlah ada Rosulallah diantara mereka. 
Hari itu yakni adzan pertama dan terakhir untuk Bilal setelah Rosulallah meninggal dunia. Itulqh adzan Bilal yang tidak bisa dir4mpungkan lantaran tdk mampu lagi menah4n kesedihan. 

Subhanallah, sungguh cerita yang begitu mengharukan begitu cintanya Bilal pada Rosulallah SAW. 

Sampai akupun tidak bisa menah4n tangisku saat saya membaca cerita ini. Saya begitu merasa bila saya ada di tengah-tengah mereka yang sedang menangis karena mengenang Rosulallah SAW... reportaseterkini 

0 comments

Post a Comment