Wednesday, August 5, 2015

Duhai suami, perhatikanlah kebutuhan istri untuk dicemburui!!


Dari kalangan ibu rumah tangga menyatakan, suaminya tidak cemburu karena memang sang istri sehari semalam kerjanya hanya mengurus anak di rumah, tidak bertemu dengan seorang lelaki pun. Jadi, apa yang perlu dicemburui?

Lain lagi dari kalangan wanita pekerja, suaminya tidak cemburu karena beralasan percaya sepenuhnya pada sang istri, bahwasanya sang istri tidak akan berpaling hatinya pada pria lain. Sehingga, walaupun istri bersolek ke kantor, atau bercanda tawa dengan teman-teman laki-laki maupun perempuan, suami tetap tidak merasakan kecemburuan.


Berbeda dengan laki-laki, para perempuan menilai cinta dalam kerangka emosional (perhatian, cembur, romantisme), sedangkan laki-laki lebih mengekspresikan cinta pada tataran fisik (berhubungan intim, sentuhan).

Para suami perlu menyadari bahwa tidak adanya rasa cemburu adalah bahaya besar dalam rumah tangga, alasannya sebagai berikut:

1. Tidak akan masuk surga, seseorang yang tidak punya rasa cemburu

Sabda Rasulullah saw: “Tiga golongan yang tidak bakal masuk surga: orang yang durhaka terhadap bapak ibunya, Duyuts (Orang yang tidak mempunyai rasa cemburu), dan perempuan yang menyerupai laki-laki.” ( HR. Nasai dan Hakim).

Memang haruslah demikian agar seorang mukmin mempunya sifat dan berperangai ilahiyah dan nabawiyah ini. Adapun orang yang tidak mempunyai rasa cemburu, dia tidak dapat menjaga kehormatan Istrinya. Ia acuh tak acuh ketika mendapatkan istrinya bersolek dan memakai parfum ketika akan pergi ketempat umum, memamerkan rambutnya, memperlihatkan tubuhnya/ auratnya, dan berbicara dengan dibuat-buat agar menarik perhatian.

2. Ciri lelaki beriman/ shaleh adalah memiliki rasa cemburu

Sabda rasulullah saw dari Abu Hurairah: “Allah itu pencemburu dan seorang mukmin juga pencemburu, Kecemburuan Allah itu bila ada seorang hamba datang kepada-Nya dengan perbuatan yang diharamkan-Nya. (HR. Bukhari)

Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Sa’d bin Ubadah berkata, “Kalau ketahuan ada seorang lelaki bersama istri saya, akan saya potong lehernya dengan pedang sebagai sangsinya.” Bersabda rasulillah saw.: ” Herankah kalian dengan cemburunya Sa’ad itu? Ketahuilah bahwa saya lebih cemburu dari padanya. Demi Allah saya cemburu karena kecemburuan Allah terhadap perbuatan keji, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi” (HR. Bukhari)

3. Cemburu adalah proteksi untuk rumah tangga

Imam Ibn Qayyim pula berkata:

“Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa keberatan (protektif) atau kecemburuan ( terhadap ahli keluarga) , dan barangsiapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga terjauh dari kejahatan dan perkara keji, tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitivitas anggota (terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.

Duhai suami, perhatikanlah kebutuhan istri untuk dicemburui! Cemburu tanda perhatian, perhatian tanda cinta, itulah yang banyak diyakini oleh para istri. Ketika suami cuek bebek, istri akan merasa tidak dicintai, tidak dihargai.

Apalagi suami yang malah merasa bangga ketika lekuk tubuh istrinya dinikmati pria lain, pipi istrinya dicium oleh pria lain, maka tidak mengherankan jika banyak terjadi kekacauan dalam rumah tangga yang demikian.

Apa yang bisa dicemburui?

Siapa bilang istri di rumah saja tidak ada yang bisa dicemburui? Sepanjang 24 jam istri terbebas memandangi aktor-aktor tampan yang menjadi bintang iklan atau pemeran sinetron di TV, belum lagi penyanyi pria yang memiliki suara merdu yang senantiasa digila-gilai istri.

Tidak kah Anda sebagai suami merasa risih dan cemburu karena istri lebih memilih menghabiskan waktu untuk hal tidak berguna daripada membaca ayat Quran misalnya?

Tidak kah Anda merasa risih dan cemburu melihat istri bergonta-ganti foto profil di sosial medianya sehingga siapa pun bisa melihatnya?

Istri memiliki kebutuhan untuk dicemburui, ketika suami tidak memenuhinya, dikhawatirkan akan terjadi masalah yang lebih besar dalam rumah tangga. Semoga yang sedikit ini ada manfaatnya.

(via : ummi-online)

0 comments

Post a Comment