"Toni Ruttiman datang ke negeri kita. Ia kumpulkan bahan bahan jembatan gantung dari negerinya Swiss. Ia upayakan bantuan pipa dari perusahaan ternama yang pemiliknya ia kenal baik (seperti Tenaris) agar bersedia mengirim bantuan pipa tiang jembatan dari Argentina ke Indonesia. Ia pun merekrut beberapa tenaga kerja Indonesia untuk dijadikan stafnya untuk membantu semua upaya ini. (Saat ini seorang pemuda bernama Suntana, dengan setia membantu misi kemanusiaan Toni yang tengah ia jalankan.)" demikian tulis Imam B Prasojo di facebooknya.
Baca juga :
- 3 Tahun Bantu Buat Jembatan, Toni, Bule dari Swiss ini Malah Didenda
- Toni Ruttimann, Bule yang Bangun 61 Jembatan di Pelosok- Pelosok Indonesia. Salut
- Ini Sosok Toni Ruttiman dengan 61 Jembatan yang Telah Dibangunya di Seluruh Pelosok Indonesia
Sudah tiga tahun Toni bekerja tanpa banyak bicara, membangun bergotong royong dengan rakyat desa seperti terlihat pada tayangan ini:
Sungguh mulia hati Toni, dan anehnya kenapa selama ini pemerintah susah dengan birokrasi dan perutnya masing-masing. Hingga hanya ditangani 1 orang saja, telah membangun 61 jembatan di seluruh pelosok Indonesia. Miris melihat pemerintah di negeri ini.
Sebelumnya Toni sempat akan didenda, seperti surat yang ditulis Suntana assisten Toni kepada Imam B Prasojo yang sebagai berikut,
Malam Pak Imam,
Malam ini saya dapat dua informasi perihal update proses import donasi wirerope untuk program bantuan jembatan gantung dari Toni Ruttiman di Indonesia yang memakan waktu lebih dari 2 bulan sejak container tiba di Tanjung Priok karena lamanya proses rekomendasi dari kementrian-kementrian terkait yg harus ditempuh untuk proses hibah ini.
Pertama, atas bantuan dan upaya rekan-rekan di Bea cukai Tanjung Priok, biaya storage 3 kontainer donasi wirerope untuk Program Bantuan Jembatan Gantung Toni Ruttiman di Indonesia yg sudah tiba di pelabuhan Tanjung Priok sejak tgl 16 Juli 2016 sampai dengan hari ini 26 September 2016 akhirnya dibebaskan biaya penyimpanan. Tagihan storage tersebut pertanggal 19 September 2016 sebesar Rp 84.036.410,-
Kedua, untuk proses permintaan pengurangan/penghapusan tagihan denda demurrage (batas waktu container) atas 3 container tsb dari pihak pelayaran masih memerlukan waktu yg lebih lama semantara biaya untuk denda demurrage terus berjalan perhari sedangkan untuk mengeluarkan kontainer dari area penyimpanan kita memerlukan dana yg tidak sedikit. Saya lampirkan tagihan demmurage per tgl 19 September 2016 adalah Rp 169.890.000,- dan konfimasi terbaru tagihan demmurage per hari ini 26 September 2016 adalah Rp 195.650.000,-
Mohon kiranya Bapak bisa mencarikan solusi terbaik untuk permasalahan yg kami hadapi saat ini demi terus berlangsungnya Program Bantuan Jembatan Gantung Toni Rutiimann untuk masyarakat dan anak2 Indonesia di pelosok tanah air yang menantikan sarana penyebrangan untuk aktifitas sehari-hari.
Salam dan Hormat
Suntana Juhana
Team Jembatan Toni Ruttimann
Sungguh sangat menyedihkan bukan, seorang relawan serasa dimanfaatkan oleh pihak - pihak tertentu. Namun akhirnya Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkomitmen untuk membayar seluruh biaya demurrage. Komitmen tersebut diperkuat oleh Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto.
"Kami akan membayar semua denda dan biaya pelabuhan. Kami sedang menunggu invoice (tagihan) akhir," ujar Arie.
0 comments
Post a Comment